(Badung) balieditorialtoday.com – 40 karya lukis dari 28 seniman Indonesia, Jepang, Vietnam, hingga Malawi menghiasi Galeri ZEN1, Kuta, Badung, dalam ajang Indonesia International Art Connection (IIAC), Bali 2025. IIAC 2025 yang berlangsung 9 Agustus 2025 hingga 15 Agustus 2025 mendatang, dibuka oleh I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem.
Indonesia International Art Connection hadir sebagai buah dari perjalanan panjang kolaborasi artistik dan pertukaran budaya lintas negara. Sejak 2017, sejumlah perupa Indonesia diantaranya Alex Danny, Ismanto, Erica, Katirin, dan lainnya telah menapaki panggung seni di Vietnam serta berbagai wilayah Asia. Pertemuan-pertemuan ini menumbuhkan tradisi kunjungan timbal balik, menjadikan Yogyakarta sebagai ruang sambut yang hangat bagi perupa Vietnam untuk berkarya dan bereksperimen seringkali terwujud berkat dedikasi dan kemurahan hati para pelaku seni itu sendiri.
Memasuki tahun 2024, semangat ini menjangkau Jepang. Undangan dari mitra seni di negeri sakura tersebut melahirkan serangkaian lokakarya dan pameran, membuka cakrawala baru bagi interaksi lintas budaya. Jejak-jejak perjumpaan ini menumbuhkan visi yang lebih besar yaitu merajut jejaring internasional di mana seni berperan sebagai bahasa universal untuk menghubungkan, berdialog, dan menumbuhkan kreativitas bersama.
Pameran IIAC 2025 juga menandai sebuah titik penting dalam perjalanan tersebut, karena mempertemukan seniman dari Indonesia, Jepang, Vietnam, dan Malawi dalam sebuah perayaan kesatuan seni lintas budaya.
Bali, dengan reputasinya yang mendunia akan tradisi seni yang hidup, warisan budaya yang kaya, serta lanskap alam yang memukau, dipilih sebagai tuan rumah perhelatan perdana ini. Bali bukan sekadar latar, melainkan bagian yang menyatu dengan narasi pameran ruang di mana roh lokal bertemu pandangan global.
Direktur Galeri Zen1, Nicolaus F. Kuswanto, mengungkapkan even semacam ini sudah jarang digelar, padahal pada sekitar 2016 event pameran internasional banyak berlangsung di Bali.
“Mudah-mudahan even semacam ini bisa digetok tularkan menjadi event yang lebih besar. Khusus buat Zen1 sendiri ada beberapa even penting yang berlangsung di Jakarta, tapi khusus untuk di Bali akan ada event tahunan yang digelar di Kawasan Nusa Dua. Khusus untuk event Indonesia International Art Connection (IIAC), Bali 2025, hampir semuanya lukisan terbaru yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Diharapkan even ini bisa digelar secara konsisten tapi tidak timbul dan tenggelam,” ungkap Nicolaus F. Kuswanto.
Pelukis asal Yogyakarta, Erica Hestu Wahyuni, mengungkapkan even ini penting untuk menjaga persahabatan sekaligus menyerukan perdamaian. Kebahagian tersebut bahkan disampaikan Erica Hestu Wahyuni melalui karya berjudul Celebrating the Harvest in Bali.
“Warna-warna cerah sengaja ditonjolkan karena itu sudah menjadi ciri khas saya. Lukisan yang dipamerkan juga spesial mengangkat kehidupan sehari-hari budaya Bali. Karena banyak dihadiri seniman lintas negara, diharapkan lukisan ini mampu menjadi sarana edukasi untuk melihat Bali dari sisi yang berbeda,” terang Erica Hestu Wahyuni.
Salah seorang tamu undangan, Connie Rahakundini Bakrie, mengaku terkesan dengan pameran ini. “Pameran seni semacam ini menunjukkan bahwa persahabatan negara ASEAN plus Malawi tidak hanya sekedar kata-kata, tapi melalui seni mampu mempererat persahabatan dan perdamaian,” jelas Connie Rahakundini Bakrie
Pengamat seni I Made Marlowe Makaradhwaja Bandem menilai pameran yang digelar di kawasan wisata Kuta menjadi bukti nyata dari rekam jejak keterbukaan Bali terhadap pengaruh-pengaruh asing.
”Kini tidak bisa berbicara Kuta sebagai destinasi pariwisata, tapi Kuta sebagai salah satu pusat berinteraksinya kebudayaan di masa lalu. Ini sekaligus menunjukkan tidak takutnya masyarakat kita terhadap orang baru, benda baru, dan ide-ide baru. Melalui pameran ini diharapkan bisa jadi agenda rutin karena tidak hanya membicarakan kisah-kisah yang mempengaruhi di masa lalu, tapi juga memberikan kontribusi dari rumpun budaya timur dalam perkembangan budaya global,” ungkap Marlowe Bandem.
Indonesia International Art Connection tidak hanya sekedar pameran, tapi merupakan undangan untuk menyaksikan kekuatan pertukaran artistik, menjelajahi perlintasan budaya dan kreativitas, serta membayangkan kembali peran seni sebagai jembatan yang menyatukan dunia. Pameran seni ini bukan sekedar menciptakan dan memperluas peluang berkarya, tapi sekaligus mendorong pertukaran budaya yang hidup, mempromosikan keindahan destinasi pariwisata Indonesia, serta menjalin koneksi antara perupa dari berbagai penjuru dunia. (alt)